Mangalavasarah
Aku adalah salah seorang siswi di sekolah ini, sekolah yang semenjak dulu menjadi smp favorit di kota ini, SMP Negeri 2 Demak. Aku bangga, sebagai siswi yang sudah bersekolah hampir 3 tahun disini tidak pernah sekalipun merasakan yang namanya telat. Mungkin hal itu terdengar mustahil bagi kalian, namun memang itulah kebenarannya, jika kalian tidak percaya cek saja kartu pelanggaran yang kumiliki. Alasan utama aku tidak pernah datang terlambat adalah karena rumahku yang terletak di Kecamatan Sayung yang berjarak sekitar 16 KM dari sekolah, sehingga membutuhkan waktu lama dalam perjalanannya. Dari hal itulah yang menjadi prinsip utamaku agar tidak datang terlambat.
Semua rutinitas pagiku sebelum berangkat ke sekolah dilakukan dengan lebih awal dan cepat agar aku tidak terlambat. Pukul 4 pagi, suara nyaring alarm berbunyi, suara itu bak memerintahkan ku untuk bangun dan menuntunku untuk berbasuh diri. Selesai itu aku merpersiapkan diri tuk menunaikan ibadah shalat shubuh. Suasana fajar dingin menciptakan rasa syahdu, menemani shalatku. Kewajiban telah tertunaikan, kemudian ku lanjutkan mengecek berbagai perlengkapan dan buku yang akan dibawa tuk menjemput sang ilmu. Satu lagi runtutan kegiatan kuselesaikan, kakiku mengarah ke dapur mencari sarapan, disana sarapan sudah tersedia, aku selalu bersyukur untuk ini, mempunyai seorang ibu yang dengan cintanya selalu memasakkan sarapan tiap pagi. Semua runtutan persiapan telah kulaksanakan. Kupakai sepatu dan helm-ku, dengan dibonceng ayah,ku menuju ke sekolah.
Hari itu Selasa 19 November merupakan hari yang spesial di sekolah ini, karena diselenggarakannya pemilihan ketua OSIS. Menanggapi hal tersebut sekolah memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran hingga jam ke-4 saja, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan PEMILOS.
Aku datang terlalu awal pagi itu, mungkin sekitar jam 6 pagi. Gerbang sekolah masih dibuka setengah kala itu, langkahku menuju kelas yang gelap gulita dengan pintu tertutup, syukur pintunya tidak terkunci. Segera kunyalakan kipas dan lampu tak lupa ku letakkan tasku, dalam duduk ku bersemedi menunggu para rekan sekelas yang perlahan satu persatu berdatangan. Jam pertama dan kedua hari itu adalah ulangan Biologi, ulangan yang membuat suasana kelas tekun belajar semenjak pagi, para penghuni kelas disibukkan dengan lembaran kertas rangkuman materi. Ulangan mencekam telah terlewati, pada jam 2-3 berikutnya memasuki pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebagai panitia PEMILOS, aku dan para pengurus OSIS lain izin tidak mengikuti pembelajaran untuk menyiapkan keperluan pemilos.
Mulai dari bilik pencoblosan, kartu suara, daftar absen, hingga tinta pencoblosan sudah kami persiapkan. Tepat pada pukul 10.00 Wib acara dimulai, dilanjutkan dengan penyampaian orasi para calon pasangan ketua dan wakil ketua OSIS. Riuh semangat para murid terdengar meriah di suasana itu. Semangat mereka semakin membludak tatakala pencoblosan dimulai, dengan antusias mereka berbaris panjang untuk mengambil giliran pencoblosan.
Kemudian setelah hampir semua warga sekolah telah memasukkan surat suara ke kotaknya, penghitungan suara dimulai. Pada momen ini sangat seru namun juga mendebarkan, kami menghitung bersama perolehan suara masing-masing kandidat.
Gelar ketua dan wakil ketua OSIS akhirnya dimenangkan oleh kandidat pertama, ucapan selamat dan sorak gembira membanjiri mereka. Disitu aku turut memberikan ucapan selamat kepada mereka, foto diambil sebagai memori dan ungkapan bahagia. Semua tugas dan kewajiban kepanitiaan sudah terselesaikan, hingga akhirnya Pada jam 13.50 saya memutuskan untuk berbalik ke rumah saya. Sungguh hari itu memang hari yang melelahkan dan menyenangkan.